Hari Minggu
(07 Mei 2023) telah terjadi kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata yang
meluncur ke dalam jurang di Tegal, Jawa Tengah. Pada kejadian tersebut
mengakibatkan 1 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka – luka.
Kecelakaan tersebut
bermula saat bus dinyalakan mesinnya oleh supir bus, lalu penumpang naik ke
dalam bus karena akan melanjutkan perjalanan. Setelah penumpang naik, supir bus
turun dan meninggalkan kendaraannya dengan memasang rem tangan dan diganjal
rodanya. Namun tidak lama kemudian, bus tersebut melaju dan akhirnya masuk ke
dalam jurang. Dugaan awal pada kecelakaan tersebut adalah ada kelalaian dari
penumpang yaitu anak kecil yang menarik tuas rem tangan bus tersebut yang
menyebabkan bus melaju.
"Setelah di investigasi oleh KNKT, penyebab bus tersebut meluncur ke jurang adalah kondisi rem yang tidak mampu menahan beban dan kondisi jalan yang menurun"
Lalu apa yang bisa kita ambil pelajaran dari kejadian tersebut? dan bagaimana cara merawat kondisi rem pada kendaraan berat terutama bus agar selalu dalam kondisi yang baik dan prima? Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan supir bus agar rem berfungsi dengan baik
1. Periksa Pada Sektor Penyuplai Angin dan Kampas Rem
Pada jaman modern saat ini bus sudah banyak yang menggunakan rem dengan sistem angin, namun tidak sedikit pula yang masih menggunakan sistem konvesional yaitu dengan kampas rem. Dengan begitu hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi kompressor angin dan kampas rem agar berfungsi dengan baik dan di cek dengan berkala dan rutin
2. Kondisi Beban Pada Bus
Beban yang terlalu berlebihan dapat mengurangi kemampuan pengereman pada bus karena harus menahan berat yang diangkut pada bus. Beban yang berlebihan ini dapat menyebabkan rem blong pada bus.
3. Kontur Atau Kondisi Jalan
Pada kasus kecelakaan yang terjadi di Tegal, terdapat kelalaian yang dilakukan oleh supir yaitu meninggalkan kendaraannya pada kondisi jalanan yang menurun dengan kemiringan 23 - 28 persen. Sistem Pengereman pada bus hanya dapat menahan pada kemiringan 18 derajat, sehingga bus tersebut tidak mampu menahan dan masuk ke dalam jurang.
Berikut beberapa hal yang harus kalian terutama bagi supir bus perlu perhatikan agar rem dapat berfungsi dengan baik dan tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan yang menyebabkan korban bagi penumpangnya. Bagi kalian ingin mengetahui bagian - bagian pada kendaraan berat dan mengetahui cara berkendara yang defensive dan safety yuk ikuti Defensive Driving Training for Heavy Vehicle di Triniti DSTC
"Ayo segera daftarkan diri dan perusahaan anda dalam pelatihan Defensive Driving bersama Triniti DSTC dan dapatkan berbagai manfaat yang nyata"
- Syamsuri, Direktur Operasional PT. Triniti Anugerah Bersama -
Triniti DSTC (Defensive Safety Training Consultant) dari PT. Triniti Anugerah Bersama
merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang QHSE (Quality, Health, Safety, Environment).
Kami hadir menawarkan jasa Safety Training yaitu:
Defensive Driving Training Light Vehicle (DDT-LV), Defensive Driving Training Heavy Vehicle
(DDT-HV), Defensive Driving Training 4x4, Safety Riding Training (SRT),
Basic Fire Fighting (BFF), Basic Sea Survival (BSS),Basic First Aid (BFA), BOSIET (Basic Offshore Safety Induction and Emergency Training). HUET (Helicopter Underwater Escape Training) dan TOT (Training of Trainer)
Keuntungan Training di Triniti DSTC
- DSTC berada di tempat strategis
- Telah terdaftar dalam SKP PJK3 KEMNAKER RI dan IASST
- Mendapat sertifikat
- Mendapat handout materi
- Dokumentasi foto dan video pelaksanaan training
- Harga kompetitif
Segera daftarkan diri Anda melalui website kami di www.triniti-dstc.com atau hubungi nomor telpon (021)-50101467 dan 0813-8111-1847 (WA).
Comments
Post a Comment